Jumat, 18 Oktober 2013

All about VCA ........


                    Udah lama nggak nulis di blog tuh rasanya…ada yg kurang pemirsah…dan kalo dipikir-pikir dah lama juga nggak nulis disini, dah hampir 9 bulan..lama juga ye..kalo orang hamil ini udah mo lahiran kali yak ^^,) hehehe andai bisa ngomong mungkin dah protes kali ya blog ku tercinta inih..  :)


                    Lanjutin tulisan yg kemaren aja deh, kali ini aku mau cerita sedikit tentang pelaksanaan kegiatan VCA program KPPBM-PRB di desa Kepyar yg jadi wilayah binaanku. Kegiatan VCA ini berlangsung 2 hari dari tanggal 20 sampai 21 Maret 2013. Intinya tujuan dari kegiatan ini adalah utk menggali apa saja kapasitas dan kerentanan yg ada di desa. Untuk selanjutnya membuat rencana aksi bersama masyarakat sebagai upaya pencegahan dan mengurangi dampak bencana dan masalah kesehatan berdasarkan kerentanan dan kapasitas masyarakat. Kegiatan ini dihadiri oleh Bapak Kepala Desa, Komite Desa, Relawan Desa dan Tokoh Masyarakat. Fasilitator PMI kabupaten sebanyak 4 orang yaitu aku sendiri, mbak Wiwik, Mas Andri dan Mas Paul. Korlap yg ikut hadir yaitu mas Ari dan ada juga perwakilan Palang Merah Amerika yaitu kak Lanny. Hari pertama mencakup pembuatan 7 tools VCA meliputi : 1. Peta desa (spot mapping) & Peta risiko, 2. Peta transek, 3. Riwayat kejadian bencana, penyakit atau masalah kesehatan, 4. Kalender Kejadian Penyakit & Bencana, 5. Kalender musim, kegiatan dan Sumber penghasilan Masyarakat, 6. Jadwal kegiatan rutin harian masyarakat, dan 7. Diagram kelembagaan.





Kajian 7 tools VCA dilakukan dengan cara partisipatif, semua informasi berasal dari masyarakat, karena masyarakat setempatlah yang benar-benar tahu keadaan desanya, kita sebagai fasilitator hanya sebatas memfasilitasi saja. Sesuai dengan motto-nya, dari masyarakat untuk masyarakat! :D
Okeee..lanjut, dan untuk hari kedua saatnya perwakilan dari masyarakat untuk melakukan presentasi 7 tools yg kemaren sudah dibuat yang kemudian disepakati oleh seluruh masyarakat. Dari 7 tools yang sudah kita buat ini, kita dapatkan beberapa resiko bencana dan resiko penyakit yg ada di desa Kepyar. Langkah selanjutnya, bersama-sama dengan masyarakat desa Kepyar kita memprioritaskan masalah kesehatan yg ada dan didapatkan hasil sebagai berikut :
Prioritas pertama adalah TBC. Menurut data yang di dapat dari Puskesmas Purwantoro 1, desa Kepyar merupakan desa dengan kasus TBC terbanyak di kecamatan Purwantoro. TBC merupakan penyakit menular dan banyak dari masyarakat desa Kepyar yang belum tahu bahwa penyakit TBC ini menular. Sehingga masyarakat desa Kepyar sepakat bahwa penyakit TBC inilah yang harus mendapat perhatian utama. Harapan mereka, dengan adanya penyuluhan-penyuluhan pada masyarakat maka penularan penyakit TBC dapat dicegah, masyarakat yg suspek TBC (batuk lama) mau periksa dahak ke Puskesmas dan masyarakat desa Kepyar menjadi lebih sehat.
Prioritas kedua adalah DBD. Tahun 2010 di desa Kepyar pernah terjadi wabah DBD yg menyerang 2 dusun dan ada 1 korban meninggal dunia. Mereka berharap kejadian tersebut tidak akan terulang, maka mereka menganggap penyuluhan tentang PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) ini penting sehingga warga mau menjaga kebersihan lingkungannya agar nyamuk demam berdarah tidak berkembangbiak.
Prioritas ketiga adalah diare. Walaupun belum pernah ada korban jiwa, namun penyakit diare ini termasuk penyakit yg sering terjadi di masyarakat terutama menyerang anak-anak dan terjadi hampir di semua dusun. Dengan penyuluhan tentang diare ini diharapkan kejadian diare dapat berkurang.
Prioritas keempat adalah Hipertensi. Hipertensi bukan termasuk penyakit menular, tapi jumlah penderita Hipertensi termasuk tinggi. Hipertensi tidak hanya menyerang orang yg sudah tua, gaya hidup yg tidak sehat membuat anak muda terserang Hipertensi.
Prioritas kelima adalah tanah longsor. Desa Kepyar merupakan daerah yg rawan tanah longsor. Ada beberapa rumah yg ada di lereng-lereng atau tebing. Dulu pernah terjadi longsor dan ada beberapa rumah yg sudah direlokasi.
Prioritas ke enam adalah Donor Darah Sukarela. Nanti di desa Kepyar akan dibentuk paguyuban donor darah. Kebetulan ada beberapa guru dan perangkat desa yg mengharapkan adanya kegiatan donor darah di desa Kepyar sehingga kalo mau donor nggak harus jauh-jauh ke PMI Wonogiri. Yup, semoga nantinya akan banyak masyarakat desa kepyar yg mau mendonorkan darahnya secara rutin 3 bulan sekali. Aamiin…





Setelah prioritas masalah sudah kita dapatkan, selanjutkan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian dilakukan diskusi kelompok untuk membuat pohon masalah dan pohon tujuan. Masing-masing kelompok akan melakukan presentasi ke depan sehingga masyarakat bisa mengerti dan bisa melengkapi hasil diskusinya.
Dan sebelum membuat rencana aksi atau POA, karena waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB maka kita istirahat selama 1 jam untuk melakukan ishoma. Mari makan sodara-sodara…laperrrr….




Jam 13.00 kita berkumpul kembali untuk membuat POA 4 bulan kedepan. Disini kita merencanakan tanggal, jenis kegiatan, tempat dan siapa saja relawan yg akan menjadi penanggungjawab kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi pelatihan prioritas, penyuluhan desa, penyuluhan SD, posyandu, pendampingan kunjungan rumah tangga dan monev. Setelah kegiatan selesai, maka kegiatan VCA ini ditutup oleh bapak Suradi selaku Kepala Desa Kepyar.
                  Pulang dari desa Kepyar, kita melewati jembatan darurat yg hanya bisa dilalui sepeda motor, karena nggak berani lewat pakai motor, aku memutuskan utk jalan kaki menyeberang jembatan, dan keputusanku ternyata salah sodara-sodara…karena lewat jembatan dengan jalan kaki ternyata lebih memompa adrenalin…huft..huft..huft...sensasinya wow banget deh pokoknya…dan inilah gambarnya..tadaa…




Dan ini dia kebiasaanku sama teman-teman setelah selesai kegiatan, nyari tempat utk nongkrong, cerita kesana kemari, melepas penat, tukar pikiran, ketawa ketiwi :D
Hidup ini indah kawan, mari berbagi…  :)



2 komentar:

  1. Ketimpangan merupakan masalah krusial bangsa yang harus segera dipecahkan karena bisa berdampak terhadap harmonitas sosial dan pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Masalah ketimpangan juga sempat disinggung Presiden Joko Widodo dalam pidato penutupan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung (Jumat 24/4/2015).

    Masih banyaknya daerah tertinggal di Indonesia adalah gambaran nyata masih lebarnya ketimpangan di Indonesia. Pengentasan daerah tertinggal harus menjadi prioritas terdepan dalam pembangunan nasional, supaya tidak menghambat kemajuan bangsa dan kesejahteraan seluruh rakyat di seluruh wilayah.

    "Saya mengajak para pengusaha nasional kita agar mau menyisihkan waktunya untuk ikut membantu saudara-saudara kita yang ada di daerah-daerah tertinggal, agar mereka bisa berkembang maju, ikut membangun bangsa dan juga ikut menikmati hasil pembangunan hidup sejahtera" ujar Menteri Desa, Pembangunan Daeah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Jafar di Jakarta.

    Tokoh asal PKB ini menegaskan pengentasan daerah tertinggal merupakan perwujudan Nawa Cita ketiga "membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan".

    Namun ia mengakui Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian dalam mengentaskan daerah tertinggal. Peranserta pengusaha nasional mutlak dibutuhkan khususnya dalam aspek pengembangan usaha ekonomi lokal.

    BalasHapus
  2. "Banyak hal yang bisa dilakukan para pengusaha bekerjasama dengan Pemerintah untuk memajukan daerah tertinggal, diantarnya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menggali dan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada di wilayahnya, menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis dan layak dipasarkan, masyarakat bisa dilatih dan dimodali untuk membuat suatu produk olahan atau kerajinan yang bisa dipasarkan di kota-kota besar" terang Menteri Marwan.

    Ia menambahkan, upaya pengentasan daerah tertinggal harus berorientasi kepada dua hal, yaitu peningkatan pemanfaatan sumberdaya lokal untuk mengembangkan kapasitas usaha ekonomi masyarakat setempat, dan peningkatan keterkaitan usaha kecil dengan usaha besar melalui kerjasama usaha saling menguntungkan khususnya dalam bidang produksi dan pemasaran hasil produksi lokal.

    "Banyak potensi sumberdaya di daerah tertinggal yang bisa dikembangkan menjadi suatu usaha kreatif berbahan baku lokal, kualitas produknya ditingkatkan, kemasannya diperindah, lalu dipasarkan di pasar tradisional maupun di mal-mal di kota-kota besar, disinilah kita harapkan peranserta teman-teman pengusaha khususnya dalam mempromosikan dan memasarkan produk hasil kreatifitas saudara-saudara kita dari daerah tertinggal" terang Menteri Marwan.

    Lebih lanjut politisi asal PKB ini menjelaskan, jumlah daerah tertinggal sebenarnya lebih dari jumlah resmi 122 Kabupaten bahkan bisa mencapai 200 an Kabupetan, karena di daerah-daerah yang tidak masuk kategori tertinggal juga terdapat banyak sekali desa-desa tertinggal. Jumlah desa tertinggal sebanyak 39.086 desa, separonya berada di daerah-daerah yang secara resmi tidak masuk kategori daerah tertinggal.

    Menteri Marwan tidak memungkiri terjadinya ketimpangan disebabkan kurangnya perhatian terhadap wilayah-wilayah di kawasan timur Indonesia. Pembangunan lebih banyak terkonsentrasi di pulau Jawa dan belakangan di pulau Sumatera, menyebabkan kue pembangunan belum banyak dinikmati oleh masyarakat yang ada di kawasan timur Indonesia seperti Papua, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Sehingga banyak terjadi daerah-daerah tertinggal di kawasan timur Indonesia.

    Hal ini sebagaimana tercermin pada struktur perekonomian Indonesia secara spasial masih didominasi kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sekitar 57,5 persen, diikuti Pulau Sumatera sekitar 23,9 persen. Kawasan timur Indonesia (KTI) hanya kebagian sisanya sekitar 18,6 persen.

    "Kita akan percepat pembangunan infrastruktur dan sosial ekonomi daerah tertinggal, agar pada tahun 2019 pertumbuhan ekonomi daerah tertinggal rata-rata 7,5%, angka kemiskinan bisa turun menjadi 12,5%, dan indeks pembangunan manusia (IPM) nya mencapai 71,5, dan 80 an daerah tertinggal bisa lepas dari ketertinggalannya dan menjadi daerah maju" tandas Menteri Marwan.

    BalasHapus